Langsung ke konten utama

PERILAKU BULLYING PADA REMAJA DI TINJAU DARI SELF ESTEEM DAN GENDER

PERILAKU BULLIYING PADA REMAJA TELAH MENJADI PERHATIAN UTAMA DALAM STUDI PSIKOLOGIS.

Perilaku bullying pada remaja di tinjau dari self esteem dan gender

Masa remaja merupakan periode baru didalam kehidupan seseorang, yang ditandai denga n perubahan-perubahan didalam diri individu baik perubahan secara fisik, kognitif, sosial dan psikologis. Tidak sedikit remaja yang mengalami ketidakmampuan dalam menguasai perubahan baik secara fisik dan psikologis yang akhirnya berdampak pada gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga remaja akan mudah menyimpang dari aturan-aturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Ketegangan-ketegangan yang dialami kadang-kadang tidak dapat terselesaikan dengan baik, yang kemudian menjadi sebuah konflik yang berkepanjangan. Ketidakmampuan remaja didalam mengatasi konflik-konflik akan menyebabkan perasaan gagal yang mengarah kepada bentuk frustrasi. Bentuk reaksi yang terjadi akibat frustrasi yang dialami dapat menjadi bentuk kekerasan untuk menyakiti diri dan orang lain, yang sering disebut dengan tindakan agresi.

Selain perilaku agresi yang marak muncul akibat perubahan-perubahan yang dialami di masa remaja, remaja juga membentuk perilaku-perilaku yang menarik perhatian orang lain, hal tersebut dilakukan oleh remaja karena mereka ingin mendapatkan perhatian dari lingkungan, karena pada masa ini muncul sifat egoisentrisme dan keinginan yang kuat untuk menjadi pusat perhatian oleh orang lain.

Salah satu bentuk sifat egoisentrisme di masa remaja yang sering muncul adalah perilaku bullying, tindakan kekerasan dan perilaku bullying banyak muncul pada remaja di kalangan pelajar sekolah, hal tersebut dikarenakan pada masa remaja muncul sifat egoisentrisme yang tinggi. Meskipun begitu di masa ini seorang remaja diharapkan mampu untuk mengontrol perasaan mereka serta mampu untuk mengendalikan dan memahami gejolak emosi sehingga akan tercapai kondisi emosional yang adaptif dengan begitu remaja akan mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan baik. Namun keinginan kuat remaja untuk menjadi pusat perhatian juga membuat remaja melakukan hal-hal yang dapat menarik perhatian orang lain, salah satu bentuk perilaku menarik perhatian orang lain di masa remaja yaitu perilaku bullying, remaja yang melakukan bullying untuk membuat orang lain memperhatikannya.

Remaja melakukan perilaku bullying sebagai salah satu bentuk untuk mencapai perhatian dari orang lain, ingin menunjukkan eksistensi diri, dan ingin menutupi kekurangan diri. Dalam teori psikologi yang dikemukakan oleh Adler. sesorang menutupi kekurangan diri merupakan suatu bentuk perasaan inferioritas akibat aktualisasi diri yang tidak terpenuhi. Perasaan inferioritas yang berlebihan pada akhirnya membuat seseorang berjuang untuk mencapai kepentingan pribadi, menetapkan tujuan yang tinggi sehingga tidak realistis, kemudian agresi yang muncul untuk melindungi harga diri mereka yang rapuh sehingga agresi dapat membentuk depresiasi yaitu kecenderungan untuk menilai rendah pencapaian orang lain dan menganggap tinggi apa yang dicapai oleh diri sendiri, selain itu dapat berupa dakwaan yakni menyalahkan ataupun menekan orang lain untuk membalas orang lain dalam rangka untuk melindungi self esteem yang lemah.


Bullying adalah perilaku yang merugikan dan merendahkan seseorang secara fisik, verbal, atau mental. Bullying dapat terjadi di berbagai lingkungan, termasuk di sekolah. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai perilaku bullying, hubungannya dengan self esteem, dan pengaruh gender dalam bullying.

Perilaku Bullying

Perilaku bullying dapat terjadi dalam berbagai bentuk, antara lain:

1. Kontak fisik langsung, seperti pukulan atau tendangan.

2. Kontak verbal langsung, seperti ejekan atau penghinaan.

3. Perilaku nonverbal langsung, seperti mengancam atau mengintimidasi dengan gerakan tubuh.

4. Perilaku nonverbal tidak langsung, seperti menyebarkan rumor atau mengabaikan seseorang.

5. Cyber bullying, yaitu bullying yang dilakukan melalui media digital, seperti pesan teks atau media sosial.

6. Pelecehan seksual, yaitu perilaku bullying yang bersifat seksual.

Dampak Bullying

Bullying dapat memiliki dampak yang serius pada korban. Beberapa dampaknya antara lain:

1. Dampak terhadap kehidupan individu, seperti menurunnya self esteem, kecemasan, depresi, dan gangguan makan.

2. Dampak terhadap kehidupan sosial, seperti isolasi sosial, kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, dan kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat.

3. Dampak terhadap kehidupan akademik, seperti menurunnya konsentrasi, penurunan prestasi, dan ketidakmampuan untuk belajar dengan baik.

Self esteem adalah penilaian dan penghargaan diri seseorang terhadap dirinya sendiri. Terdapat hubungan antara self esteem dengan perilaku bullying. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu dengan self esteem rendah cenderung menjadi korban bullying, sementara individu dengan self esteem tinggi cenderung menjadi pelaku bullying .



Hubungan antara Self Esteem dengan Perilaku Bullying

A. Self-esteem yang tinggi dapat melindungi individu dari bullying dengan beberapa cara:

1. Kepercayaan diri : Individu dengan self-esteem yang tinggi memiliki kepercayaan diri yang kuat. Mereka memiliki keyakinan pada nilai dan kemampuan diri sendiri, sehingga lebih mampu menghadapi dan menanggapi tindakan bullying dengan lebih positif dan tegas.

2. Penghargaan diri : Self-esteem yang tinggi membuat individu lebih mampu menghargai dan menyukai diri sendiri. Mereka memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai diri dan tidak terlalu terpengaruh oleh pendapat negatif dari orang lain. Hal ini membuat mereka lebih tahan terhadap tekanan dan pengaruh negatif dari tindakan bullying.

3. Resilensi : Individu dengan self-esteem yang tinggi cenderung lebih resilien dalam menghadapi bullying. Mereka memiliki kemampuan untuk pulih dan bangkit setelah mengalami tindakan bullying. Mereka tidak mudah menyerah dan mampu mengatasi rasa sakit dan tekanan yang mungkin timbul akibat bullying.

4. pengambilan : Self-esteem yang tinggi memungkinkan individu untuk membuat keputusan yang lebih sehat dalam menghadapi bullying. Mereka cenderung lebih mampu membedakan antara perilaku yang tidak pantas dan perilaku yang sehat. Mereka juga lebih mampu mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi diri sendiri dan mencari bantuan jika diperlukan.

Self-esteem yang tinggi dapat memberikan pengaruh positif pada hubungan sosial individu. Individu dengan self-esteem yang tinggi cenderung memiliki hubungan yang lebih sehat dan saling mendukung dengan orang lain. Hal ini dapat membantu mereka mendapatkan dukungan dan perlindungan dari teman-teman dan keluarga dalam menghadapi bullying.



Saran untuk Pengembangan Masa Depan:

Pengembangan masa depan adalah hal yang penting untuk mencapai kesuksesan dan meraih impian kita. Berikut adalah beberapa saran yang dapat membantu dalam pengembangan masa depan:

1. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan: Pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan faktor penting dalam mempersiapkan karyawan untuk peran yang lebih tinggi di masa depan. Ini dapat dilakukan melalui program pengembangan karir, pemberian tanggung jawab yang lebih besar, atau penugasan proyek khusus yang menantang .

2. Menerima Saran dan Kritik: Selalu bersikap terbuka dalam menerima saran dan kritik dari orang lain. Anggap setiap saran dan kritik sebagai hal positif yang berguna bagi masa depan dan sebagai motivasi. Namun, pilihlah kritikan yang membangun dan bisa dijadikan bahan untuk introspeksi diri. Hindari memikirkan kritikan yang hanya akan membuat potensi diri tidak berkembang .

3. Berpikir Positif: Buang semua pikiran negatif. Meningkatkan potensi diri membutuhkan pemikiran positif dan menghilangkan pikiran negatif yang dapat menghambat perkembangan diri.

4. Membuat Rencana Masa Depan: Menyusun rencana masa depan merupakan langkah awal untuk meraih kesuksesan. Rencana masa depan yang efektif terdiri dari tahap perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, dan pemantauan. Perencanaan yang matang akan memudahkan dalam bertindak dan mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan .

5. Perencanaan Karir: Langkah-langkah perencanaan karir juga penting untuk mencapai masa depan yang sukses. Dengan merencanakan karir dengan baik, kita dapat memiliki arah yang jelas dan tidak berjalan tanpa arah. Perencanaan karir meliputi menetapkan tujuan karir, mengidentifikasi keahlian yang perlu dikembangkan, dan mencari peluang pengembangan karir.

6. Mempersiapkan Diri dengan Teknologi: Melihat perubahan dunia yang cepat, penting bagi generasi muda untuk mempersiapkan masa depan dari sekarang dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Teknologi menjadi faktor penting dalam percepatan perubahan dunia, oleh karena itu, penting untuk mempelajari dan menguasai teknologi yang relevan dengan masa depan yang diinginkan .

7. Menjaga Keseimbangan: Selain mengembangkan diri, penting juga untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Menetapkan waktu untuk keluarga, rekreasi, dan kesehatan juga merupakan bagian penting dari pengembangan masa depan yang seimbang.


Remaja yang memiliki self esteem yang tinggi akan memiliki perilaku bullying yang rendah. Hal ini disebabkan karena remaja dengan self esteem yang tinggi akan merasa puas dengan apa yang dimilikinya sehingga menghasilkan sikap percaya diri, rasa bangga, rasa kuat, dan perasaan berguna. Selain itu dengan self esteem yang tinggi seseorang akan cenderung memfokuskan diri pada kekuatan atau kelebihan yang mereka miliki dan mampu mengingat peristiwa yang menyenangkan sehingga akan membantu individu tersebut untuk mempertahankan evaluasi positif terhadap dirinya dan mengarahkan kepada hal-hal serta perilaku yang juga positif. Penting bagi kita semua untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya self esteem yang sehat dan penghargaan terhadap perbedaan gender. Melalui pendidikan, dukungan, dan pengembangan strategi pencegahan yang efektif, kita dapat berperan dalam mengurangi perilaku bullying dan menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua remaja. Dalam mengatasi masalah ini, penting juga bagi para orangtua, pendidik, dan masyarakat secara keseluruhan untuk mendukung remaja dalam membangun self esteem yang kuat dan mempromosikan penghargaan terhadap perbedaan gender. Dengan begitu, kita dapat membantu mencegah perilaku bullying dan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi masa depan mereka.

DAFTAR PUSTAKA​

A. N. (2015). Hubungan Antara Inferioritas Dan Perilaku Bullying Remaja Di SMP Pangudi Luhur St. Vincentius Sedayu (Skripsi tidak dipublikasikan). Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Diakses dari

https://babel.antaranews.com/berita/366306/maraknya-cyberbullying-di-era-digital-melalui-media-sosial

C. N., & Ee. (2015). Relathionship between bully’s behavior and parenting styles amongst elementary school students.International Journal of Education and Training, 1(1), 1-12. Diakses dari http://www.ijmr.net.in

Yacoob, S., Juhari, R., & Talib, M. (2010). Effect of self esteem on the relatioship between depression and bullying among tenagers in Malaysia. International Journal of Asian Social Science, 6(12), 77-85. Diakses dari

http://www.ccsenet.org/ass

M. F., & Suprapti, V. (2013). Pemaknaan bullying pada remaja penindas (The Bully). Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, 2(2), 90-98. Diakses dari

https://www.brainacademy.id/blog/metode-penelitian-kualitatif




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PSIKOLOGI KOMUNIKATOR DAN PSIKOLOGI PESAN

Psikologi komunikator dan psikologi pesan adalah dua konsep yang terkait dalam ilmu komunikasi.  Psikologi komunikator mengacu pada perilaku komunikator yang berpengaruh dalam proses komunikasi, seperti kredibilitas, atraksi, dan kekuatan. Kredibilitas komunikator berarti persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator, seperti keahlian dan dapat dipercaya. Atraksi komunikator berarti daya tarik yang bersumber dari kondisi fisik, gaya bicara, serta latar belakang. Kekuatan komunikator berarti kemampuan komunikator untuk mempengaruhi perubahan sikap pendengar.  Sementara itu, psikologi pesan mengacu pada pesan yang disampaikan oleh komunikator, seperti pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal adalah pesan yang digunakan dalam komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai media. Pesan nonverbal adalah pesan yang disampaikan melalui media lain, seperti ekspresi wajah, gestur, dan postur tubuh. Kedua konsep ini saling terkait dan berpengaruh dalam proses komunikasi, sehingga komun...